Tulisan 1
LINGKUNGAN
BISNIS
Lingkungan
bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu
lembaga organisasi atau perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sebagian
tergantung lingkungannya. Walaupun manager suatu perusahaan tidak dapat
mengendalikan lingkungan, mereka cendereung dapat membuat keputusan bisnis yang
menguntungkan dari lingkungan atau yang menawarkan proteksi yang menolak
kondisi sebaliknya. Perusahaan akan dipengaruhi oleh tiga lingkungan bisnisnya
yaitu :
1. Lingkungan Ekonomi (Kondisi Ekonomi Makro)
2. Lingkungan
Industri (Kondisi Ekonomi Mikro)
3. Lingkungan Global (Kondisi Ekonomi
Internasional)

A. FAKTOR
EKONOMI MAKRO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BISNIS
Kondisi
ekonomi makro memberikan refleksi keseluruhan ekonomi dan dapat mempengaruhi
kinerja dan nilai bisnis. Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga
faktor ekonomi yaitu :
- Pertumbuhan Ekonomi.
- Inflasi.
- Suku Bunga.
1. Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi diinterfretasikan sebagai persentase dari perubahan PDB dari suatu
periode ke periode lainnya. Pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan
perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan
jasa yang lambat, yang dapat mengurangi penerimaan perusahaan.
Ø Indikator
Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat
dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total
produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi (PDB) dan jumlah total pengeluaran
(Agregat Pengeluaran). Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar total
dari barang dan jasa final yang diproduksi dalam negeri, sedangkan Agregat
Pengeluaran merupakan jumlah total pengeluaran dalam ekonomi.
Indikator alternatif
dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
pengangguran. Indikator ini yang bermacam-macam sebaiknya dimonitor karena
dapat memberikan indikasi perbaikan ekonomi. Ada empat tipe pengangguran yaitu
:
- Pengangguran Friksi, orang yang menganggur karena menunggu dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain. Contoh: Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur, Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik.
- Pengangguran Siklis, orang yang menganggur karena kondisi ekonomi sedang buruk. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
- Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak mempunyai keterampilan yang cakap. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
- Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperlukan dalam beberapa waktu (musim). Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
Dari
keempat jenis pengangguran, tingkat
pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh,
bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun
Banyak
indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti Indeks Produk Industri,
Permulaan perumahan baru dan tingkat pendapatan individu.
Ø Sentitivitas
Perusahaan akan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa
perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena
permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut.
Misalkan permintaan produk pangan tidak begitu sensitif terhadap kondisi
ekonomi, karena orang masih membeli walaupun ekonominya lemah, lain halnya
dengan permintaan barang kebutuhan sekunder dan tersier.
2. Inflasi
Inflasi
adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu
tertentu. Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan
produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat
dipengaruhi tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan
lebih tingginya biaya produksi perusahaan, penerimaan perusahaan mungkin juga
akan tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan
kepada harga yang lebih tinggi sebagai konpensasi biaya mereka yang tinggi
pula.
Terdapat dua tipe
inflasi yaitu :
- Cos-push Inflation, merupakan situasi apabila produk diberi harga lebih tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga besar.
- Deman-pull Inflation, merupakan situasi apabila harga barang dan jasa tertarik naik karena permintaan konsumen yang kuat.
Pertumbuhan
ekonomi yang kuat dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang
kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk
meminta upah lebih tinggi dan perusahaan cenderung menaikan harga produknya
untuk menutup biaya yang lebih tinggi.
3. Tingkat
Suku Bunga
Tingkat
suku bunga mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis
memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah
pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam uang.
Perubahan
dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga
perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau oleh
kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga di pasar.
Karena
tingkat suku mempengaruhi biaya pendapatan beberapa proyek yang dipandang layak
dalam periode suku bunga rendah, mungkin akan tidak layak dalam periode suku
bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan cukup mengembalikan biaya
pendanaanya. Sebagai konsekuensi perusahaan cenderung mengurangi tingkat
ekspansi apabila suku bunga tinggi.
Dampak
Tingkat Suku Bunga Pada Nilai Perusahaan, pada tingkat
suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan dana pinjaman
dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk produk tersebut sangat
kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan meningkat secara
subtansial (diukur dengan harga saham).
B. BAGAIMANA
HARGA PASAR DITENTUKAN
Kinerja
perusahaan dipengaruhi oleh perubahan harga yang ditentukan untuk produk (yang
mempengaruhi penerimaan mereka) dan harga-harga yang harus mereka bayar untuk
barang pasokan dan bahan baku (yang mempengaruhi biaya operasional). Harga
produk dan pasokan tergantung kepada kondisi permintaan dan penawaran.
a)
Jadwal Permintaan Untuk Suatu Produk
Adalah
jadwal yang mengindikasikan kuantitas produk yang diminta pada setiap
kemungkinan harga jual.
b)
Jadwal Penawaran Untuk Suatu Produk
Adalah
jadwal yang mengindikasikan kuantitas suatu produk yang ditawarkan (diproduksi)
oleh perusahaan pada setiap kemungkinan harga.
c)
Interaksi Permintaan dan Penawaran
Dari
interaksi permintaan dan penawaran akan terjadi tiga kondisi yaitu surplus,
minus dan ekuilibirium. Surpuls adalah situasi dimana kuantitas
penawaran oleh perusahaan melebihi kuantitas yang diminta oleh pelanggan. Minus
adalah situasi dimana kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaa lebih sedikit
daripada kuantitas permintaan oleh pelanggan. Harga Ekuilibirium adalah harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan
perusahaan sama dengan kuantitas produk yan diminta pelanggan.
d)
Akibat dari Perubahan Jadwal Permintaan
atau Penawaran
Setelah
waktu berlalu, kondisi yang berubah dapat menyebabkan jadwal permintaan atau
penawaran untuk produk tertentu berubah. Konsekuensinya, harga ekuilibirium
untuk produk tersebut juga berubah.
e)
Akibat Permintaan dan Penawaran pada
tingkat Harga umum
Tingkat
harga umum adalah rata-rata harga dari semua barang dan jasa yang ada. Jika
totalnya (agregat) permintaan oleh konsumen untuk semua atau sebagian besar
produk tiba-tiba naik (mungkin karena naiknya tingkat pendapatan untuk semua
tingkat konsumen) tingkat harga umum dapat naik. Tingkat harga umum juga
mungkin terpengaruh oleh pergeseran dari jadwal penawaran untuk semua barang
dan jasa. Jika jadwal penawaran untuk semua barang tiba-tiba turun (karena
naiknya pengeluaran memproduksi produk), maka tingkat harga umum harus naik pula.
C. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI HARGA PASAR
Penyebab perubahan
harga pasar adalah :
a)
Pendapatan Konsumen, pendapatan konsumen
menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu. Suatu
pertumbuhan ekonomi tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen.
b)
Preferensi Konsumen, sejak preferensi
konsumen (atau selera ) suatu produk berubah, kuantitas permintaan oleh
konsumen juga berubah.
c)
Biaya Produksi, faktor lain yang
mempengaruhi harga ekulibirium adalah perubahan dalam biaya produksi.
D. FAKTOR
POLITIK (LINGKUNGAN MAKRO)
Bagi
para pengusaha, arah, kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting
dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi
dunia usaha, begitu pula sebaliknya.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan terkait dengan faktor politik anatar lain :
1)
Stabilitas nasional : hankamnas, makar,
sparatis.
2)
Jaminan keamanan (travel warning etc).
3)
Pemerintahan yang legitimate &
demokratis.
4)
Good Corporate Governance.
5)
Kepastian Hukum & Undang-undang, HAM
dll.
Pemerintah mempengaruhi
perekonomian melalui :
a)
Kebijkan Fiskal,
keputusan bagaimana pemerintah harus menentukan tingkat pajak dan belanja
uangnya.
b)
Kebijakan
Moneter, kebijakan pada tingkat persediaan uang suatu
negara melalui tingkat suku bunga.
Kebijakan
fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan
tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi
variabel-variabel berikut:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi.
- Pola persebaran sumber daya.
- Distribusi pendapatan
Kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank
atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain.
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan
moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pengaturan
jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1.
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary
Expansive Policy
Adalah
suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2.
Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary
Contractive Policy
Adalah
suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan
moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi
Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi
pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara
lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas
Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas
diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio
Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio
cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah
jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan
jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan
Moral (Moral Persuasion)
Himbauan
moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank
sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Bank
Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun
2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal
yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter
(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia
juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam
pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter
tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di
pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto,
penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank
Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan
Prinsip Syariah.
E. FAKTOR
SOSIAL (LINGKUNGAN MAKRO)
Kondisi
sosial masyarakat memang bersifat dinamis dan selalu berubah dari masa ke masa,
oleh karena itu perusahaan senantiasa dituntut mampu mengantisipasi perubahan
kultur sosial masyarakat.
Kondisi
sosial ini banyak sekali aspeknya misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat,
kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan maupun etnis tertentu.
Perubahan
kondisi sosial biasanya terkait dengan perubahan sikap dan gaya hidup (life
style) akibat peningkatan income, perubahan strata sosial maupun ekses dari
perkembangan teknologi.
F. FAKTOR
TEKNOLOGI (LINGKUNGAN MAKRO)
Setiap
perusahaan yang ingin tetap eksis dan berkembang bisnisnya, maka harus selalu
mengikuti trend perkembangan teknologi terkini, sehingga produk dan jasa yang
dihasilkan dapat selalu uptodate sesuai dengan keinginan konsumen.
Perusahaan
harus bersifat responsive, aktif, kreatif terhadap setiap perkembangan inovasi
teknologi baru. (lihatlah ketatnya persaingan teknologi di industri automotif
dan ponsel).

Lingkungan
industri lebih mengarah pada persaingan diantara suatu perusahaan penghasil
produk yang sejenis dalam suatu area wilayah tertentu, Misal lingkungan
industri otomotif untuk produsen motor di Indonesia adalah : Honda, Yamaha,
Suzuki, Kawazaki, Kymko, Bajaj, dll.
Ada
6 (enam) variabel yang berpengaruh terhadap strategi bersaing dalam suatu
lingkungan industri tertentu, yaitu :
- Hambatan Memasuki Pasar (Barier to Entry)
- Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pembeli
- Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pemasok
- Ketersediaan Produk Substitusi
- Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
- Pengaruh kekuatan Stake Holder
Ø Hambatan
Memasuki Pasar (barier to Entry)
Masuknya
perusahaan pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan
lama yang telah ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar, sumber daya yang
terbatas dsb.
Ada
beberapa faktor dan cara yang dapat dipakai untuk dapat menghambat masuknya
pendatang baru kedalam suatu industri tertentu (barier to entry) antara lain :
1)
Skala ekonomi & Kecukupan Modal
2)
Diferensiasi Produk
3)
Peraturan Pemerintah
4)
Akses ke Pemasok & Saluran
Distribusi
Ø Kekuatan
Tawar Pembeli
Pembeli
(buyers) mampu mempengaruhi produsen untuk memotong harga produk tertentu,
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui berbagai keunggulan masing-masing.
Bagaimana hal ini bisa
terjadi ?
Jika pembeli membeli
dalam jumlah yang besar
Sifat produk umum,
banyak pemasok mudah mencari substitusinya.
Ø Kekuatan
Tawar Pemasok (Bargaining Power Supplier)
Pemasok
dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga bahan
baku atau penurunan kualitas produk/jasa.
Pemasok akan kuat
apabila :
- Jumlah pemasok sedikit
- Produk bahan baku & jasanya bersifat specifik
- Tidak tersedia produk substitusi
- Pemasok memiliki kemampuan untuk mengolah produk seperti yang dilakukan perusahaan/produsen
Ø Ketersediaan
Produk Substitusi
Perusahaan
dalam suatu indsutri tertentu bersaing pula dengan munculnya produk substitusi
atau pengganti yang juga beredar dipasaran, sebab meskipun karakteristiknya
berbeda barang substitusi mampu memberikan fungsi, manfaat atau jasa yang
serupa bagi konsumen. Konsumen yang realistis akan berpedoman pada prinsip
: tiada rotan akar pun jadi.
Ø Persaingan
Sesama Perusahaan dalam Industri Sejenis
Kondisi
Pasar Persaingan dalam Industri, Misal : Monopolistic, Oligopoly, Pasar
Persaingan Sempurna, akan sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.
Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat persaingan bisnis antara lain :
Karakteristik jenis dari masing-masing produk (special/unique, convenience,
complementer, consumptions), Jumlah kompetitor dan tingkat pertumbuhan
industri.
Ø Pengaruh
Stake Holder
Stake
holder yang dimaksud disini adalah pihak diluar perusahaan yang secara langsung
mempunyai pengaruh dan kepentingan terhadap perusahaan tersebut, misalnya :
pemerintah, serikat pekerja, kreditor, pemasok, asosiasi, para pemegang saham,
lingkungan masyarakat, dll.

A. Definisi
Lingkungan Global
Adalah
organisasi yang beroperasi dan bersaing tidak hanya di domestik, tetapi di
Negara-negara seluruh dunia. Yang beroperasi dalm lingkungan global yang tak
dapat di ramalkan dan dipastikan karena itu adalah kompleks dan terus-menerus
berubah. Namun untuk memahami bisnis internasional oleh karena aplikasi ekonomi
mikro dan makro maka di petakkan menjadi materi tersendiri yang di sebut teori
murni perdagangan internasional ( the pure theory on internasinal) untuk
mengontrol perdagangan intarnasional (internasional trade
policy).
B. Identifikasi
Ancaman dalam Lingkungan Bisnis
Para
meneger harus mampu membedakan lingkungan bisnis agar dapat bekerja maksimal
dan mengendalikan bisnisnya. Lingkungan yang perlu di pahami diantaranya
sebagai berikut:
1.
Lingkungan tugas adalah kumpulan dari
kekuatan dan kondisi mulai para pemasok global, distributor, pelanggan, dan
pesaing yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memperoleh produk.
2.
Lingkungan umum meliputi banyak hal
ekonomi, tekhnologi, social budaya, demokrafis, politis, dan angkatan hukum
dalam mempengaruhi satu organisasi dan lingkungan tugasnya.
Ancaman
didalam lingkungan tugas diakibatkan oleh tindakan para pemasok distributor,
pelanggan, pesaing, di dalam dan di luar negeri.
Terdapat
lima kelompok yang mempengaruhi kemampuan maneger untuk memperoleh sumber daya
dan menyelesaikan hasil yang sehari-hari, mingguan, dan dasar bulanan mempunyai
dampak penting dalam pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:
1.
Para pemasok
Individu
dan organisasi yang melengkapi satu organisasi dengan masukan sumberdaya yang
diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.
Pengalihan global
Pembelian
produk dari pemasok luar negeri atau produksi luar negeri untuk menurunkan
biaya produksi dan memperbaiki mutu produk atau rancangan produk.
3.
Distributor
Organisasi
yang membantu organisasi lain dalam menjual barang atau jasa kepada pelanggan.
4.
Pelanggan
Individu
dan kelompok yang membeli barang dan jasa yang di hasilkan suatu organisasi.
5.
Pesaing
Organisasi
yang hasil barang dan jasa serupa dengan barang-barang dan jasa organnisasi
tertentu.
a.
Pesaing potensial
Organisasi
yang baru-baru ini sedang tidak dalam lingkungan tugas tetapi dapat masuk jika
mereka memilih masuk.
b.
Penghalang pemasukan
Faktor-faktor
yang membuat sulit dan membutuhkan biaya selama satu organisasi masuk lingkungan
tugas tertentu atau industri.
c.
Skala ekonomi
Harga
keuntungan yang berhubungan dengan operasi yang besar.
d.
Kesetiaan pada merk
Prioritas
pelanggan untuk produk organisasi yang ada dalam lingkungan tugas.
C. Faktor-faktor
Lingkungan Global
1.
Faktor Ekonomi
Faktor
ekonomi tersebut, seperti tingkat suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan
faktor yang lain yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan ekonomi suatu
organisasi.
2.
Faktor Tekhnologi
Tekhnologi
adalah kombinasi dari skill dan peralatan yang dimiliki oleh maneger sehingga
dapat menghasilkan suatu produk atau jasa.
3.
Faktor Sosial Budaya
Merupakan
pengaruh yang berasal dari struktur sosial masyarakat pada suatu Negara atau
merupakan budaya nasional dari suatu bangsa, yaitu:
- Struktur sosial merupakan tatanan dari suatu hubungan antara individu dengan kelompok dalam masyarakat.
- Budaya nasional adalah nilai-nilai yang diikuti oleh masyarakat yang merupkan norma tingkah laku yang diijinkan dalam suatu masyarakat
4.
Faktor Demografis
Adalah
hasil dari perubahan terhadap tingkah laku, krakteristik, dari suatu populasi
seperti umur, jenis kelamin, etnik, ras, dan status sosial.
5.
Faktor politik dan undang-undang
Merupakan
hasil dari perubahan dalam hukum dan regulasi, seperti regulasi industri
privatisasi organisasi, dan peningkatan perhatian pada perlindungan lingkungan.
D. Sistematika
Globalisasi
Globalisasi
adalah suatu hubungan kerjasama spesifik dan general yang terintegrasi dan
berhubungan dengan ekonomi, politik, serta adaya pertukaran sistem sosial antar
daerah, budaya, atau perbedaan daerah geografi, yang mengakibatkan makin
meningkatnya saling ketergantungan bangsa.
E. Proses
Globalisasi
Menghasilkan
makin meningkatnya keadaan saling tergantung antar bangsa dan masyarakat
disebabkan sama-sama mengalami terjadinya perubahan keadaan. Karena
meningkatnya hubungan Negara yang satu dengan yang lain menyebabkan adanya
selera dan keinginan masing-masing masyarakat menjadi mirip. Ini akibat dari
terjadinya globalisasi di mana-mana.
F. Mengabaikan
Hambatan untuk Berdagang dan Investasi
Tarif
merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada kegiatan impor barang. Ini
bertujuan untuk melindungi tenaga kerja industri kedalam negeri.
G. Declening
Barries of Distance and Culture
Dengan
berkembangnya tekhnologi transportasi yang begitu pesat dan canggih menjadi
keterbatasan akibat adanya perbedaan jarak dan budaya semakin tipis dan
sehingga tidak menjadi masalah lagi dalam proses perdagangan.
H. Pasar
Bebas
Pasar
bebas setiap Negara berusaha untuk mencari tekhnis untuk dapat menjalankan
industri barang dan jasa secara efisien dan efektif. Pasar bebas menghasilkan
daya persaingan yang lebih kompetitif sehingga produsen harus mampu meningkatkan
daya saingnya dan efisiensinya.
I. Perjanjian
Dagang Regional
Untuk
mengatur system perdagangan antar regional, maka lahirlah ikatan perdagangan
secara regional sperti NAFTA di amerika utara, CAFTA untuk sentral amerika.
NAFTA : North American Free
Trade Agriment
CAFTA : Central American
Free Trade Agriment
J. Asas-asas
dalam Hubungan Industrial Pancasila
- Asas Manfaat
- Demokrasi
- Adil
- Usaha Bersama Kekeluargaan
- Pri Kehidupan Dalam Kesinambungan
- Kesadaran Hukum
- Kepercayaan
K. Dampak
dari Pasar Bebas
Diantara
dampak pasar bebas secara garis besar adalah sebagai berikut ini:
- Ekonomi, sistem ekonomi, volume perekonomian, imaginasi ekonomi.
2. Sosial,akan
muncul individualisme, kesenjangan ekonomi apabila tidak mampu
bersaing.
3. Budaya
suatu Negara akan terkontamimnasi budaya lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kismono gugup. 2001. Pengantar bisnis. Yogyakarta : BPFI
Sumarni murti & suprihanto jhn,
1987, Pengantar bisnis. Yogyakarta : Gramidia
Madura Jeff, 2001 , Pengantar Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar